Pemerintahan Kelurahan

Puluhan Tahun, Kali Pertama Pemerintah Kelurahan Potong Hewan Kurban

MALANG, KIM-RODOWO, – Puluhan tahun pemerintah Kelurahan Oro-oro Dowo tidak pernah melaksanakan pemotongan hewan kurban di hari raya Idul Adha, mungkin karena banyak pertimbangan. Salah satunya, karena masing-masing RW di Kelurahan Oro-oro Dowo Kecamaran Klojen sudah melaksanakan pemotongan bewan qurban idul adha di wilayahnya masing-masing.

Untuk meningkatkan kebersamaan hubungan antar lembaga kelurahan (LK), idul qurban adalah momen untuk menciptakan program kerja sama antar lembaga kelurahan (LK) dan termasuk Ketua lembaga RW di lingkungan kelurahan Oro-oro Dowo. Kamis, (19/6/2023)

Kegiatan penyembelehan hewan qurban di hari raya Idul Adha ini didukung oleh seluruh LK, Ketua RW 01-10, tokoh masyarakat dan jajaran instansi kelurahan Oro-oro Dowo dan tokoh pemuda serta karang taruna.

Hadir ketua RW 05, 07 dan 09 perwakilan dari lembaga RW untuk melakukan pemotongan hewan qurban dimulai setelah sholat Iedhul Adha pada pukul 9.00 WIB dan dilakukan oleh warga sendiri, linmas RW 04, 05 dan 09 dibantu pengurus TP PKK Kelurahan

Kegiatan pemotongan hewan qurban ini tanpa perencanaan, ide itu muncul dari benak Pak Lurah Solikin, SE., secara mendadak dan dapat dukungan dari seluruh LK dan Para Ketua RW.

“Pak KIM, kalau kita mengadakan pemotongan hewan qurban di hari raya iedul adha 1444 H nanti, gimana ya,?” Tanya Pak Lurah, lagi ngobrol santai di kantor Kelurahan. KIM adalah kelompok informasi masyarakat, awak media maharaniglobalnews juga anggota KIM.

“Wah. Mantap Pak, nunggu apa lagi, jangan banyak pertimbagan. Gas pol dah,” jawab awak media KIM-rodowo. “Puluhan tahun, Kelurahan Oro-oro Dowo tidak pernah melakukan pemotongan hewan qurban lo pak, hehehe…” sambung awak media KIM-Rodowo.

“Ya nanti kita pikirkan caranya. Ini mepet sekali, dua minggu lagi sudah hari raya qurban,” terang Pak Solikin.

Rencana itu tersebar secepat kilat, satu kambing dari Pak Solikin sendiri. Kambing Pancingan. Dan ternyata, telah terkumpul 4 kambing dari tokoh warga masyarakat Rodowo. Tidak banyak. Tetapi penuh makna.

Sesuai arahan Pak Lurah Solikin, pendistribusian hewan qurban, karena dagingnya dikit, tidak cukup untuk seluruh warga se Kelurahan Oro-oro Dowo, cukup diberikan pada para ketua LK, Babinsa, ketua RW, TP PKK dan kru media KIM-Rodowo. Baik Muslim maupun non-muslim.

“Pendistribusian daging qurban diberikan pada mereka (tokoh masyarakat, Ketua LK, dan RW) baik yang muslim maupun non muslim, walaupun mereka beda keyakinan,” tegas Solikin.

“Siap Pak!” Jawab awak media pendamping Solikin

Pendistribusian daging qurban, menurut para ulama, secara umum, daging kurban itu dapat dibagikan dengan tiga kategori:

Pertama kepada kaum fakir miskin yang memang berkekurangan dan membutuhkan bantuan.

Kedua kepada tetangga, yaitu orang-orang yang bermukim di sekitar wilayah tersebut.

Untuk yang ketiga, yaitu orang yang berkurban itu sendiri.

Bisa disimpulkan, tidak elok mempertajam perbedaan antara muslim dan non muslim, apalagi perbedaan pandangan dukungan politik yang terjadi (hari ini, 29/6) pada diri Dewi Persik Artis Dangdut cantik yang sarat dengan kontroversial, ditolak hewan qurbanya oleh ketua RT setempat dengan sejuta alasan. (sumber, detik.com, kamis, 29/6)

Dilansir dari laman suara.com, kamis (29/6), terkait pembagian daging hewan qurban, bahwa kebutuhan orang-orang fakir ini juga dijelaskan dalam Al Quran. “… Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al Hajj, 22: 28).

Jelas dalam Quran tidak menjelaskan khususon warga muslin saja. Karena orang sengsara dan fakir itu terjadi juga pada warga muslim dan non-muslim. Islam agama rahmatan lillalamiin.

Dengan demikian, tidak ada larangan untuk memberi daging kurban kepada mereka yang Non Muslim.

Hal ini karena Non Muslim termasuk ke dalam tetangga yang bermukim di sekitar. Bahkan ada pendapat yang menyatakan, tetangga yang kaya sekalipun, maka ia boleh diberi bagian dari daging kurban. (awik/kdr)

Author : awik wahyudi/kadir wahyudi
Editor : sandika maulana