Klojen, MC – Terus gagalnya berbagai program yang dilakukan Kota Malang untuk mengatasi kemacetan lalulintas terus dicarikan jalan keluar oleh Pemkot Malang. Salah satu solusi yang kini sedang dikaji adalah penerapan jalur satu arah di Kota Malang.
Kalau selama ini jalur satu arah hanya di Oro-oro Dowo dan kawasan alun-alun Kota Malang, ke depan, jalur satu arah akan diterapkan di kawasan Dinoyo, Jl. MT. Haryono (Simpang Gajayana) ke arah Jl. Panjaitan, Jl. Oro-oro Dowo, dan Jl. Bogor.
Kasatlantas Polresta Malang, AKP Erwin Aras Genda, SH, SIK mengungkapkan, kalau tidak dicarikan solusi, dalam tiga tahun ke depan, Kota Malang
dipastikan tidak akan bisa bergerak lagi karena kemacetan. Pasalnya, jumlah kendaraan baru, lima tahun terakhir, di Kota Malang jumlahnya mencapai 25.000 unit.
“Itu masih yang di Kota Malang saja, belum yang di luar Malang yang juga melewati Kota Malang sehingga harus segera dicarikan solusi bagaimana Kota Malang akan bisa mengatasi kemacetan,” jelas Erwin.
Dari pengalaman sebagai Kasatlantas di Kota Malang, selama 1,5 tahun melihat sendiri Kota Malang masih juga macet, itu sangat menimbulkan keprihatinan sendiri. Karena itu harus diambil langkah ekstrim yang luar biasa untuk bisa mengatasi masalah kemacetan.
“Langkah mengatasi kemacetan dengan menerapkan jalur satu arah belum pernah gagal mengatasi kemacaten, karena itu langkah ini harus ditempuh,” kata Erwin.
Erwin menjelaskan, dengan adanya penerapan satu arah, pasti akan menimbulkan pro dan kontra, karena itu melalui forum lalulintas di Kota Malang ini, semua bisa disosialisasikan. Sehingga saat penerapan satu arah dilakukan, bisa berjalan sebagaimana mestinya dan bisa meminimalisasi terjadinya konflik.
“Kalau memakai satu arah macet, pasti ada masalah, pengalaman selama ini, 85 persen penerapan satu arah bisa mengatasi kemacetan,” terang Erwin.
Dengan kenyataan ini, Erwin mengungkapkan, membutuhkan dukungan teman-teman di forum lalulintas Kota Malang untuk bisa menyosialisikan kepada masyarakat sehingga program bisa berjalan dengan baik. Sebab dengan Kota Malang yang memiliki kampus sebesar Universitas Brawijaya (UB) dan memiliki pakar lalu lintas terbaik di Indonesia, tentu akan menjadi tertawaan masyarakat melihat macetnya Kota Malang.
“Tidak bisa menunggu waktu lama. Saat ini secepatnya penerapan satu arah harus dilakukan di Kota Malang. Sambil terus dikaji dimana kekurangan dan segera dicarikan jalan untuk menyempurnakan,” tegas Erwin.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Drs. Subari mengungkapkan, masih mengkaji penerapan satu arah di Jalan Gajayana-Jl. Panjaitan. Pelaksanaan program ini masih akan menunggu hasil pertemuan dengan pengusaha angkutan umum.
“Persoalannya, ada tujuh trayek angkutan umum yang beroperasi di jalur itu yang akan terkena dampak langsung penerapan satu jalur,” terang Subari. Subari menjelaskan, penerapan uji coba satu jalur bisa dilakukan minggu ini, tetapi pihaknya akan mengumpulkan dahulu paguyuban angkutan umum untuk berbicara. Ketujuh trayek yang dipastikan melewati Jl. Gajayana selama ini, antara lain JDM, AL, LG (LH), GL (HL), ADL, LDG, dan CKL.
“Penerapan satu jalur pasti berdampak langsung pada sopir angkutan umum, karena itu harus dicarikan solusi terbaik,” tegas Subari.
Adapun rapat di Balai Kota Malang ini adalah menindaklanjuti pertemuan Wali Kota Malang dan Kapolresta tanggal 17 September 2013 yang lalu. Pada umumnya, peserta setuju penerapan satu jalur. Namun, hal ini harus disosialisasikan ke masyarakat hingga ke kampung-kampung agar tidak ada yang dirugikan.
“Program satu jalur ini tidak hanya untuk mengatasi kemacetan lalulintas di kawasan Dinoyo, tetapi juga untuk menyelamatkan Jembatan Soekarno-Hatta yang kian hari kondisinya kian mengkhawatirkan,” tandas Subari.