KIM-RODOWO, – MALANG, – Dalam pemgamatan awak media ketika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang memberikan edukasi pelatihan penanggulangan bencana bagi penyandang disabilitas, ada yang menarik untuk diamati.
Sabtu (18/3) kemarin, BPBD Kota Malang memberikan sosialisasi penanganan kebencanaan bagi penyandang disabilitas di Mini Block Office Kota Malang. Senin, (20/3/2023)
Menarik untuk diamati, sebanyak 125 orang lebih penyandang disabilitas dari berbagai kekuarangan/disabilitas yang disandang berbeda, diantaranya ada tuna rungu, ada polio, dan ada autis.
Ah.. gaduhnya suasana dalam gedung pertemuan atau Hall Room di Mini Block Office itu. Dalam hati kecil awak media bertanya-tanya, bagaimana mungkin materi pelatihan kebencanaan ini akan bisa terserab bagi peserta? Apakah pemateri bisa mengatasi situasi di hall meeting ini?
Di ujung kiri, orang tua pendamping ribut sendiri, sebelah kanan kelompok tuna rungu gak kalah gaduhnya. Di tengah, ada yang asyik dengan gedjetnya sendiri. Ada yang berdiam diri, mungkin asyik dengan alam pikirannya sendiri.
Setelah diamati, lama-lama menyenangkan seakan menyatu dalam dunianya. Ah. Ikut bahagia jua. Semakin betah juga di dalam gedung itu. Tetapi awak media focus mengikuti situasi dan jalannya edukasi bencana yang diberikan oleh pemateri.
Dalam situasi yang riuh renyah itu, diluar dugaan, pelatihan yang mengena justru diberikan dengan methode peragaan walaupun tidak ditunjang alat peraga sebagai methode edukasi pagi para peserta edukasi penanganan bencana.
Semua peserta iku bergerak bagaimana cara menllindungi kepala dengan kedua tangannya. Isyarat bagaimana cara bersembunyi dibawah meja dan seterusnya. Ternyata sangat bisa ditangkap oleh peserta.
Score 100/ (A) bagi para turor (Pak Adi dan pak Pak Heru Prijantono, kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan PK-BPBD.
Beberapa hal jenis kebencanaan, disampaikan oleh Heru Prijantoro, bahwa bencana itu disebabkan oleh 3 hal antara lain: bencana, Alam, bencana yang disebabkan Tehnology, dan disebabkan oleh bencana sosial.
Bencana alam; gempa, gunung meletus, bamjir dst. Bencana disebabkan technology; kebocoran gas/minyak, lumpur lapindo dst. Bencana sosial, tawuran antar kampoeng, pelajar, dst.
Dalam mitigasi kebencanaan itu diberikan berbagai pengetahuan apa saja yang harus dilakukan saat berada dalam kondisi bencana.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang Prayitno memberikan awal pembukaanya menyampaikan pentingnya edukasi penanggulangan bencana kepada para penyandang disabilitas.
Di beberapa kasus, bencana yang dialami oleh penyandang disabilitas kerap menjadi korban jika ada bencana alam terjadi karena panik dan keterbatasannya.
“Melihat hal tersebut, di sinilah kita harus hadir, edukasi ini sangat penting bagi mereka dan juga orang disekitarnya,” tutup Prayitno.
Menurutnya, ilmu mitigasi yang diajarkan seperti berlindung di bawah meja dan melindungi kepala jika terjadi gempa besar. Diajak pula mengenal alat-alat pertolongan bencana dan sebagainya. Dan yamg paling penting adalah “Jangan Panik”. (awik/kdr)
Author: awik wahyudi/kadir wahyudi
Editor: sandika maulana