MALANG, KIM-RODOWO, – Selama 3 bulan terakhir, Juni, Juli, dan Agustus 2023, TP PKK dan Kader Posyandu Kelurahan Oro-oro Dowo didampingi Yulita, Kasi PM melakukan eveluasi kasus stunting bersama PLKB Kota Malang beserta Puskesmas Arjuno Kecamatan Klojen.
Daniel Mukti, dari PLKB Kota Malang bersama Puskesmas Arjuno menyampaikan hasil dari pantauan penanganan kasus stunting yang selama ini dilakukan dengan pendirian Dahsat (dapur sehat atasi stunting) telah maksimal, dari kasus 25 anak menjadi 8 kasus anak stunting. Jumat, (8/9/2023)
Dari hasil evalusi dan pantauan PLKB dan Puskesmas Arjuno, menyimpulkan bahwa dari 8 anak kasus stunting yang terkesan lambat karena pemberian asupan makanan sehat cuma 1 kali sehari pada bulan Agustus 2023 ini.
Menurut Daniel Mukti, kita harus kembali pada penanganan pemberian asupan makanan 3X sehati seperti pada awal bulan Juni – Juli 2023, walaupun ini terkait terbatasnya anggaran agar kasus 8 anak ini bisa teratasi secara maksimal.
“Kita harus melakukan diteksi dini by data, kita tidak lagi bicara terkait kasus resiko stunting tetapi pada kasus stunting. Baik itu dari diteksi anak SD kelas 1,2 dan 3 saja, yang minus dari 1, 2, dan 3 berdasarkan alatbukur yang sudah terverifikasi,” jelas Daniel.
Imbuhnya, “Ini semua memang terkait anggaran, pihak Danramil menganggarkan 2 tahun kedepan tetapi untuk Malang Raya, sehingga Ibu-ibu boleh menggalang dana gotong-royong untuk mengatasi persoalan ini, disamping adanya anggaran APBD yang tersedia. Tapi ini masalah kesehata, sangat darurat.”
“Kami sangat mengapresiasi pada Kelurahan Oro-oro Dowo yang telah menjadi rujukan dari beberapa kota/kabupaten lain untuk menangani kasus stunting, jadi, mari kita tingaktkan pengawasan dan penanganan ini lebih baik. Dan kitabsekarang harus mealkukan diteksi dini sebelum kasus stunting pada anak,” ajaknya.
Awak media menanyakan langsung hasil evaluasi dan rencana penanganan kasus stunting pada Hani Fenriyanti, ahli gizi dari Puskesmas Arjuno, didampingi Fitriyawati Aisyiah Bid. Kesehatan masyarakat dalam rapat koordinasi dan ebaluasi penanganan kasus stunting.
Sejauh ini, disamping ada Dahsat juga disiapkan methode Si Gasing untuk menangani kasus stunting.
“Si Gasing kepanjangan dari Aksi Cegah Stunting, tujuan dari Si Gasing adalah melakukan diteksi dini sebelum terjadi stunting, kita melakukan aksi pencegahan,” papar Hani
“Tentu saja, disamping kita tetap menjalankan program Dahsat, juga juga melakukan Si Gasing pada anak-anak di lingkungan Kelurahan Oro-oro Dowo, dengan kerja sama pada semua pihak, baik itu dengan Para Ketua RT/RW, tokoh masyarakat dan masyarakat peduli lainnya,” jelasnya.
Selanjutnya Ia menjelaskan, beberapa hal yang perlu dilakukan dengan para tokoh masyarakat setempat adalah dengan melakukan beberapa hal, antara lain:
1. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan stunting
2. Pemeriksaan kesehatan Ibu hamil, secara rutin dan berkala
3. Sosialisasi dan penyadaran kesehatan dilakukan oleh para tokoh masyarakat setempat
4. Peningkatan kerjasama lintas sektoral, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dengan gerak cepat penangan kesehatan masyarakat. (awik/atta/kdr)
Authors: awik wahyudi/atta/kadir wahyudi
Editor: sandika maulana putra